Sejarah Hiburan Topeng Monyet Di Indonesia
1717083topengmonyet-1780x390 Kita mungkin masih ingat dengan hiburan topeng monyet yang sering berkeliling di kampung kita atau kita temui di jalan yang biasanya ada di lampu merah. Sewaktu kecil atau anda yang saat ini sudah dewasa mungkin pernah melihat aksi topeng monyet ini. Monyet memang merupakan hewan yang sangat lucu dan menggemaskan apalagi ketika kita melihatnya sedang beraktraksi dengan kepintaran mereka mengadegankan apa yang disuruh majikan monyet tersebut. Seiring perkembangan zaman, topeng monyet ini semakin langka di temui karena memang sudah tergerus zaman dan selain itu juga karena memang topeng monyet ini banyak yang menentangnya. Topeng monyet banyak di tentang karena di anggap tindakan eksploitasi hewan. Aktraksi topeng Monyet sebenarnya masuk dalam atraksi budaya, mengapa demikian? Karena perlu anda ketahui bahwa atraksi topeng monyet ini sudah ada dan dikenal di indonesia terutama di daerah jawa barat dan jawa tengah sejak zaman dulu yaitu sudah ada sejak tahun 1890-an. Kesenian topeng monyet ini anda juga mungkin sudah mengetahui, pertunjukannya bagaimana. Pertunjukan topeng ini biasanya digelar dengan melibatkan seorang pawang monyet yang nantinya memberikan instruksi kepada sang monyet. Pada atraksi monyet ini sebenarnya dulunya di iringi dengan musik gamelan.Selain itu, Mungkin anda masih ingat, atraksi topeng monyet yang sudah familiar di telinga dan mata anda seperti “sarimin pergi ke pasar”, “sarimin balap motor”, “Sarimin mau perang”, “sarimin naik sepeda”, dan sebagainya. Biasanya setelah monyet beraktraksi, monyet akan meminta uang sekedarnya kepada penonton. Atraksi topeng monyet pada zaman dulu merupakan hiburan yang banyak disukai anak-anak pribumi, orang belanda maupun eropa. Salah satu bukti bahwa topeng monyet sudah ada di indonesia sejak dulu kita bisa melihat koleksi foto yang di ambil seorang fotografer yang bernama Charles Breijer asal Belanda yang di tugaskan sebagai juru kamera di indonesia dari tahun 1947 – 1953 di Tropenmuseum Amsterdam. Di era Modern seperti sekarang masyarakat Indonesia menyadari bahwa Hewan tidak boleh di eksploitasi, terlebih lagi hewan monyet yang saat ini keberadaannya semakin langka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *